UNI SOVIET : Berdirinya, Kejayaan, Keruntuhan, Akibat Keruntuhan

SEJARAH KONTEMPORER RUNTUHNYA UNI SOVIET


Sejarah kontemporer runtuhnya Uni soviet

A. Berdirinya USSR (Uni Soviet)

Union of Soviet Socialist Republics (USSR) atau yang lebih dikenal oleh rakyat Indonesia  dengan sebutan Uni Soviet  menjadi negara pertama di dunia yang menganut paham sosialisme marxis dan merupakan salah satu negara komunis terbesar pada masanya serta  pernah menjadi musuh besar negara adidaya yaitu Amerika. Uni Soviet bangkit dan berdiri  setelah terjadi  Revolusi Rusia.   

Awal berdirinya Uni Soviet dimulai ketika Partai Bolshevik pimpinan Vladimir Lenin mendominasi pasukan Soviet di Revolusi Rusia pada 1917 dan Perang Sipil Rusia. Pasukan Soviet terdiri dari koalisi para pekerja dan tentara yang menyerukan pembentukan sebuah negara sosialis di wilayah bekas Kekaisaran Rusia. Pada  tanggal 30 Desember 1922, Uni Soviet secara resmi berdiri. Semua tingkat pengendalian pemerintahan jatuh ke tangan Partai Komunis dan Politbiro yang secara efektif memimpin Soviet. Politbiro atau Politicheskoye Buro adalah Biro Politik Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan pusat dan badan pelaksana di Partai Komunis. Dalam bidang ekonomi, industri-industri di Uni Soviet sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh negara, sedangkan lahan pertanian dibagi menjadi kolektif yang juga dikelola oleh negara. 

Uni Soviet adalah salah satu negara yang paling kuat serta berpengaruh di dunia pada eranya, dan memiliki 15 negara bagian (Rusia, Ukraina, Georgia, Belarusia, Uzbekistan, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Turkmenistan, Tajikistan, Latvia, Lithuania, dan Estonia). 

 

B. Masa Kejayaan  USSR    

Pada masa kejayaannya, Uni Soviet yang merupakan gabungan dari 15 negara yang berhasil menularkan paham komunismenya pada beberapa negara di luar Eropa Timur. Namun dinamisme perkembangan di dalam tubuh negaranya sendiri gagal menyatukan negara-negara bagian yang bersatu di bawah naungan Uni Soviet. 

Negara ini wajib memberikan perlindungan dan sumbangan materi kepada negara berpaham sosial-komunis yang menjadi bawahannya. Semua ini dipicu juga karena perang dingin dengan Amerika Serikat. Kedua negara besar tersebut tidak pernah bentrok fisik langsung. Tetapi melalui tindakan di balik layar yang mendorong negara-negara kecil agar terlibat konflik lebih dalam, kedua negara ini telah jelas menunjukkan ada dendam di antara mereka. Sementara itu, demokrasi Amerika mendengungkan kebebasan yang tidak membatasi rakyatnya mengeluarkan suara dan berkreativitas. Di pihak yang lain, sosial-komunis terus dipaksakan menjadi ideologi bagi Uni Soviet dan sekutunya agar negara yang menganut paham ini dapat hidup teratur serta adil. 

Perubahan Uni Soviet terjadi pada masa presiden Mikhail Gorbachev. Gorbachev menyadari bahwa Uni Soviet, secara ekonomi-sosial sudah tertinggal jauh dari Negara-negara maju. Tampilnya Gorbachev dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya menurunnya produktivitas, anjloknya GNP, birkorasi yang berbelit. Masalah luar negeri juga turut mewarnai pemerintahan Gorbachev antara lain masalah Afghanistan, Kamboja, dan Afrika. 

Latar belakang tersebut membuat Gorbechev menggulirkan gagasan reformasi yang meliputi: 

  • Glasnost (keterbukaan), membuka dialog baik tentang masalah politik, ekonomi maupun sosial. Glasnost membuka adanya kebebasan berpendapat diberbagai aspek kehidupan. 
  • Parestroika (restrukturisasi), pembaharuan struktur ekonomi, politik, dan sosialbudaya. Restrukturisasi dibidang ekonomi dari system ekonomi sentralisasisosialisme-komunisme menjadi system ekonomi desentralisasi-sosialisme-demokrasi. 
  • Democratyzatsia, yakni desentralisasi politik dalam bentuk pemberian wewenang penuh kepada Negara-negara bagian untuk mengurus wilayahnya sendiri dalam naungan Uni Soviet 
  • Zokonost, yakni proses peradilan atau penegakkan hukum secara adil, bebas dan terbuka 

Upaya-upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis menawarkan harapan, namun akhirnya terbukti tidak dapat dikendalikan dan mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup dengan pembubaran imperium Soviet. Kebijakan-kebijakan yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang ekonomi Soviet, perestroika dan glasnost segera menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan. 

Mikhail Gorbachev adalah tokoh demokrasi terbesar Uni Soviet, gagasan yang ditempuhnya telah melemahkan negara-negara Eropa Timur. Satu demi satu pemerintahan komunis di Eropa Timur tumbang, Polandia, Rumania, Cekoslovakia, Hongaria, juga Jerman Timur. Runtuhnya pemerintahan komunisme di negara-negara tersebut menandai berakhirnya Perang Dingin. Atas jasanya tersebut membawa Mikhail Gorbachev memperoleh Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1990. 


C. Keruntuhan Uni Soviet

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi keruntuhan negara sebesar Uni Soviet. Tentunya faktor-faktor tersebut lebih banyak berasal dari internal negara. Seperti permasalahan KKN yang tidak transparan, konflik antar suku bangsa dan beberapa masalah yang kemudian menjadi penyulut gerakan sporadis penghancur kedaulatan negara.  

Penyebab Keruntuhan Uni Soviet

  • Keragaman Budaya 

Keragaman budaya ternyata menjadi sumber permasalahan yang sangat membahayakan kedaulatan negara. Sehingga negara kita dapat berkaca kepada sejarah runtuhnya Uni Soviet agar dapat menjadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan, bukannya keruntuhan.  

Uni Soviet merupakan sebuah pemerintahan pusat yang berada di Moskow, namun ia membawahi 15 negara berbentuk republik. Tentunya dengan jumlah negara sebanyak itu, luas wilayah Uni Soviet sangat lebar, bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Selain luas wilayah, berpengaruh juga keragaman etnis, suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan berbagai ciri khas dari setiap negara bagian. Etnosentrisme masih sangat kental terasa meskipun sudah ada pemersatunya, Uni Soviet. Sayangnya, kenyataan tetap bersikukuh membuat setiap negara bagian dari Uni Soviet memegang ciri khas dan sifat kedaerahan masing-masing. Tidak ada rasa nasionalisme bernama satu Uni Soviet pada saat itu. Sehingga faktor ini menjadi faktor utama dan pertama yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet. 

Ketika pemerintah pusat sudah kewalahan menjamin kesejahteraan hidup seluruh negara bagiannya, ada banyak pihak yang tidak puas dengan kinerja pemerintah. Mereka pun memutuskan melakukan gerakan sporadis yang menyerang pemerintah pusat. Seperti di Indonesia, kebanyakan negara yang berani menentang pemerintah secara terang-terangan adalah negara yang wilayahnya jauh dari ibukota, Moskow. 

  • Totaliter 

Ini bukan sejarah NAZI, namun pemerintahan di Uni Soviet masa Lenin dan seterusnya memakai sifat totaliter. Sebenarnya tujuan dari penerapan sifat ini pada kepemimpinan diktator tidak sepenuhnya jelek. Para penguasa menginginkan sebuah keteraturan dalam negara agar cepat mencapai tujuannya. Sehingga rakyat harus sepenuhnya percaya pada negara dan pemerintah. 

Karena keharusan menghargai negara dengan sepenuh kepercayaan, akhirnya beberapa pihak dalam negeri yang mencari untung memanfaatkan keadaan ini. Mereka bertindak sebagai orang-orang penjilat yang tidak benar-benar peduli dengan rakyat. Mereka bersikap untuk menyenangkan negara dan pemerintah demi kepentingannya sendiri. Sementara itu, pemerintahan yang totaliter membius rakyat kecil dalam berkreasi dan berpendapat. Mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara sendiri, sifat totaliter ini juga sangat mengekang setiap gerakan yang berusaha meneriakkan kebebasan. Untuk memantapkan sifat totaliter di Uni Soviet, negara ini memiliki polisi rahasia bernama Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) adalah organisasi intelijen Rusia yang paling disegani di dunia. Bentukan Felix Dzerzhinsky yang terkenal kejam. 

  • Miskin 

Tidak ada negara maju yang kondisi ekonomi negaranya memburuk dari hari ke hari. Kondisi miskin ini dinilai dari standar kesejahteraan atau taraf hidup rakyat dan beberapa indikator kemajuan ekonomi. Terbukti negara-negara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat memiliki taraf hidup yang lebih baik dibanding negara sosialis-komunis. 

Perekonomian di Uni Soviet sendiri pada waktu itu menerapkan sistem sosialis sebagai dampak dari ideologi yang dianut oleh pemerintah. Karena memilih ideologi tersebut, segala hal yang berurusan dengan proses ekonomi dilakukan dengan keterlibatan pemerintah. Tidak ada kebebasan berkreativitas agar ekonomi dapat semakin maju. Tidak ada pula usaha pemerintah menyerahkan aset negara yang memungkinkan dikelola swasta agar dikelola oleh pihak swasta sehingga dapat meringankan tugas pemerintah. Karena terus menerus menunggu pemerintah dari proses produksi, distribusi dan konsumsinya, perekonomian di Uni Soviet berkembang sangat lambat bahkan hampir macet. Pengeluaran negara yang harus membiayai negara lain sebagai pendukungnya di dunia internasional cukup menguras kas negara. Akibatnya kebutuhan dalam negeri tidak kunjung terpenuhi dan malah terjadi kemiskinan pada rakyat jelata. 

  • Kemajuan Zaman 

Kemajuan zaman selalu identik dengan globalisasi. Dan globalisasi ini selalu berkembang bersama kecanggihan tekhnologi. Maklum, sebagai sebuah negara yang memiliki 2 generasi baru dan lama akan mengalami perbedaan pendapat.  Generasi muda Uni Soviet mengetahui perkembangan dunia internasional melalui alat komunikasi radio dan televisi. Dari kedua media tersebut, keinginan menjadi individu yang bebas merdeka menyuarakan dan mengkreasikan pikiran tumbuh semakin subur. Mereka memiliki ide merebut kembali hak asasi manusia dari radio dan televisi yang memberitahu kemajuan serta kemapanan kehidupan negara luar tanpa totaliter, dengan demokrasi penuh. Termasuk dalam golongan muda Soviet yaitu Gorbachev dan Yeltsin. 

  • Generasi Baru  

Generasi baru Uni Soviet lahir sebagai efek dari kemajuan zaman. Generasi ini berhasil memegang kendali pemerintahan. Mikhail Gorbachev  berhasil menduduki kursi PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Dia merupakan seorang lelaki yang memiliki visi kuat ke depan dengan semangat mudanya yang membara untuk mendapatkan perubahan. Gorbachev  diharapkan  dapat memperbaiki keadaan Uni Soviet yang sudah sangat buruk. Ia lahir di era 1930-an dan menjadi Sekretaris Jenderal PKUS di tahun 1985. Dengan ide dan perencanaannya yang akan membawa rakyat keluar dari totalitarianisme, sosialisme dan komunisme, pria ini ternyata menjadi penguasa terakhir di Uni Soviet. 

  • Bubarnya Pakta Warsawa  

Pakta Warsawa dilangsungkan di Warsawa, sebuah daerah milik negara Polandia. Pakta ini menghasilkan kesepakatan di antara seluruh negara komunis yang berada di Eropa. Kesatuan militer komunis lahir dari kesepakatan Warsawa ini yang resmi disepakati pada tanggal 14 Mei 1955. Bubarnya pakta Warsawa ini diakibatkan oleh Uni Soviet sendiri. Sebagai negara adidaya diantara negara komunis Eropa, Uni Soviet memegang peran penting di dunia komunis internasional. Kebijakan Gorbachev yang mulai membuka diri, pengaruh politik Amerika yang sangat kuat terhadap perekonomian Uni Soviet dan seluruh dunia mengakibatkan pakta tersebut perlahan melemah dan bubar pada tanggal 31 Maret 1991.

 

D. Akibat Keruntuhan  

Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, maka runtuh pula kekuasaan komunis internasional. Berarti hal tersebut membuat Amerika Serikat  menang  dan  perang dingin berakhir. Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan kebebasannya sendiri dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang sudah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis. Bahkan hampir semua mantan negara bagian Uni Soviet lebih menyukai demokrasi dibandingkan meneruskan sistem warisan Uni Soviet. 

Hak Asasi Manusia di seluruh negara bagian Uni Soviet yang dulu dikekang oleh pemerintah pun sudah dihargai sepenuhnya. Bahkan ada banyak kreativitas dan prestasi individu yang terus bermunculan seiring keruntuhan Uni Soviet dan kebebasan mantan negara bagian mengekspresikan adat istiadat dan budayanya sendiri. 

Keruntuhan Uni Soviet yang sangat dramatis membuat beberapa negara komunis lain perlahan melemah. Tidak ada lagi negara besar yang menjadi penyokong mereka menumbuhkan paham komunis di negaranya. Lambat laun, pengaruh komunis sama sekali hilang dari muka bumi dan malah menjadi musuh bagi banyak negara di dunia. 

Setelah Uni Soviet dibubarkan, lalu Persemakmuran Negara-Negara Merdeka atau dikenal dengan Commonwealth of Independent States (CIS) didirikan. Semua negara mantan Uni Soviet ikut, kecuali ketiga negara Baltik, yaitu Estonia, Latvia, dan Lituania. 


(dari berbagai sumber)

baca juga :







LihatTutupKomentar