APARTHEID DI AFRIKA SELATAN

Politik Apartheid; Apartheid di Afrika Selatan

  

Apartheid di Afrika Selatan
Nelson Mandela

 

1. Pengertian Apartheid 

Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras atau bangsa.  Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah. 

Apartheid mulai dipraktekkan oleh pemerintah kulit putih Belanda di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990. Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program dan peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial secara struktural sampai akhirnya dihapuskan pada tahun 1990. 

2. Awal mula Munculnya Apatheid di Afrika Selatan  

Siapa yang tak kenal Nelson Rolihlahla Mandela, atau lebih dikenal dengan Nelson Mandela, selain dikenal sebagai orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan sebagai Presiden (1994-1999), Mandela juga merupakan tokoh yang sangat berperan dalam penghapusan pengaruh apartheid di negara tersebut. Apartheid, atau politik apartheid sendiri merupakan politik perbedaan warna kulit antara kulit hitam dan kulit putih.

Politik apartheid terjadi karena adanya perlakuan yang buruk dari kaum inggris terhadap suku asli yang ada di Afrika Selatan atau sering disebut suku bantu.

Pada tahun 1652, dengan tujuan untuk menjajah sumber daya alam pada saat Belanda menjajah Afrika Selatan, Inggris juga memiliki keinginan yang sama untuk menjajah negara tersebut, sehingga terjadilah perang Boer pada tahun 1899-1902 antara Belanda dan Inggris. Setelah Inggis menguasai Afrika Selatan, diskriminasi oleh inggris terhadap suku asli Afrika Selatan pun muncul.

Penduduk Afrika Selatan lantas digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (suku asli di Afrika Selatan), orang Asia yang kebanyakan berasal dari Pakistan dan India, dan orang kulit berwarna atau berdarah campuran, dimana kelompok Melayu Cape termasuk di dalamnya.

Sontak, pemisahan suku yang dilakukan di Afrika Selatan ini mendapat tanggapan dari dunia internasional. Bahkan Majelis Umum PBB mengutuk perbuatan tersebut. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga mendapat tanggapan yang serius dari rakyat Afrika Selatan. Di Afrika Selatan sering terjadi gerakan-gerakan pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Satu diantaranya yang paling terkenal adalah yang dipelopori oleh African National Congress (ANC) yang berada di bawah pimpinan Nelson Mandela.

3. Pemberlakuan Apartheid di Afrika Selatan 

Pemisahan ras di Afrika Selatan dimulai setelah Perang Boer. Ketika Uni Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 di bawah kendali Inggris, orang-orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur politik negara baru tersebut. Tindakan diskriminasi diimplementasikan sejak awal. Baru pada pemilihan tahun 1948, kata apartheid menjadi umum dalam politik Afrika Selatan. Melalui semua ini, minoritas kulit putih menempatkan berbagai batasan pada mayoritas kulit hitam. 

Selama beberapa dekade, banyak undang-undang diundangkan untuk menentukan ras dan membatasi kehidupan sehari-hari dan hak-hak orang Afrika Selatan yang tidak berkulit putih. Misalnya, salah satu undang-undang pertama adalah Larangan Undang-Undang Perkawinan Campuran tahun 1949 yang dimaksudkan untuk melindungi “kemurnian” ras kulit putih. Undang-undang Pendaftaran Penduduk No. 30 adalah yang pertama yang secara jelas menentukan ras. Ini mendaftarkan orang berdasarkan identitas mereka di salah satu kelompok ras yang ditunjuk. Pada tahun yang sama, Group Areas Act No. 41 bertujuan untuk memisahkan ras-ras tersebut ke daerah pemukiman yang berbeda. 

Pengganti Verwoed adalah Pieter Botha pada tahun 1976 ia mengumumkan bahwa homeland-homeland yang dibentuk dimaksudkan untuk menjadi negara bagian yang otonom. Namun siapa pun dapat memahami dengan mudah bahwa Politik Apartheid yang mengadakan pemisah pembangunan daerah-daerah pemukiman dimaksud untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas bangsa kulit putih di daerah itu. 

Timbulnya gejala-gejala ras diskriminasi orang-orang Belanda dari kaum kristen Kalvanis yang pertama datang ke Afrika Selatan telah memandang penduduk pribumi kulit hitam dengan pandangan yang rendah. Penduduk pribumi dianggap sebagai bangsa yang biadab, primitif dan dianggap sebagai keturunan putra-putra Ham (anak kedua Nabi Nuh) yang dikutuk oleh Tuhan untuk jadi budak. Pandangan itu yang menyebabkan terjadinya perbudakan atas bangsa kulit hitam oleh penduduk kulit putih. Perbudakan di Afrika Selatan mengikuti usaha mencari keuntungan yang besar dengan dibukanya tambang-tambang intan dan emas. Dengan berlakunya sistem perbudakan, maka mudah memperoleh pekerja yang amat murah. Tempat tinggal mereka tidak boleh berbaur dengan tempat kulit putih. Daerah untuk kulit hitam disediakan khusus yang jauh terpisah dan berpagar rapat. Untuk keluar masuk pemukiman diwajibkan mempunyai surat pas. 

Dengan sistem itu, maka penguasaan atas persedian tenaga kerja akan terjamin. Sampai pada abad ke-19 pemukiman kulit hitam masih bercampur dengan daerah kulit putih, tapi pada permulaan abad ke-20 mereka digiring ke daerah pinggiran. Penduduk peranakan dan keturunan India juga termasuk bangsa yang diusir dari kota. Sebuah perkampungan kulit hitam yang besar ialah perkampungan Soweto di sekitar Johannesrburg. Sejauh mata memandang yang tampak hanya kompleks pemukiman yang amat luas dengan rumah-rumah primitif yang kotor. Demikian pandang Kennedy, senator Amerika Serikat yang mengunjungi Afrika Selatan. Rumah-rumah itu tidak disediakan pemerintahan dengan cuma-cuma, tetapi ditarik sewa yang amat tinggi, sementara upah para buruh amat rendah .Pada tahun 1913 penguasa kulit putih mengeluarkan undang undang pertanahan pribumi (Native Land Act) yang melarang kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang telah disediakan untuk mereka. Pada tahun 1927 dikeluarkan kembali undang-undang Imoralitas yang melarang hubungan seks antara kulit putih dan kulit hitam. Perkawinan campuran antara kulit putih dan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya dilarang keras. 

 

4. Perjuangan Rakyat Afrika melawan Apartheid  

Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Orang kulit hitam tidak tinggal. Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, mereka memberikan perlawanan dengan membentuk organisasi modern yakni African National Congress (ANC). ANC adalah partai politik yang dibentuk untuk mengalahkan dominasi politik kulit putih pada tahun 1952 di bawah pimpinan Nelson Mandela. 

Tahun 1955, ANC membentuk koalisi gabungan kulit berwarna (kulit kuning) dengan tujuan menggandeng oposisi lain supaya lebih kuat. Koalisi tersebut berhasil mencanangkan freedom charter yang kemudian menjadi program perjuangan ANC berikutnya. 

Pemerintah Pieter Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun. Selain perlawanan bersenjata, usaha-usaha mengakhiri Politik Apartheid juga dilakukan melalui perjuangan politik. Partai-partai yang terkenal antara lain Partai Konggres (ANC) pimpinan Nelson Mandela dan Inkatha Freedom Party pimpinan Mongosuthu Buthulesi. Salah seorang tokoh pergerakan Afrika Selatan yang juga sangat terkenal adalah Uskup Agung Desmond Tutu

Nama Nelson Mandela mulai menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela lebih banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29 – 31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai suatu pelanggaran serius. Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC.  

Pada saat itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa. Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel Bernstein. Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya divonis dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town. 

Pada tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town. Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar Afrika Selatan. Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982, bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non stop dan disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini, makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik secara politik maupun ekonomi. Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh tahanan politik paling populer di dunia.  

Di tahun 1970, dunia internasional berhasil menekan pemerintah baru di bawah pimpinan Perdana Menteri Pieter Willem Botha yang akhirnya melakukan beberapa reformasi dalam politik dan undang-undang. Sayangnya, Botha tidak menghapuskan secara keseluruhan Undang-Undang Apertheid sehingga keadaan semakin kacau. Keadaan inilah yang diwariskan kepada presiden berikutnya Ferdinand Willem de Klerk yang dipilih pada tahun 1989. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti Botha.  

Setahun setelah pengangkatan De Klerk sebagai presiden, perang dingin yang berakhir akan berdampak bagi Afrika Selatan. Pada bulan Februari 1990, de Klerk mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC) menyusul diakhirinya Politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera dibebaskan. De Klerk segera membebaskan Nelson Mandela dan menghapuskan beberapa undang-undang tentang Apartheid. 

Undang-undang yang dihapuskan oleh De Klerk di Sidang Parlemen pada 21 Februari 1991 seperti berikut ini: 

  1. Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki tanah di luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan. 
  2. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam. 
  3. Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok dan sukunya masing-masing. 

5. Berakhirnya Politik Apartheid

Pada tahun 1961, Mandela memimpin aksi rakyat Afrika Selatan untuk tinggal di dalam rumah. Aksi tersebut ditanggapi oleh pemerintah Apartheid dengan menangkap dan kemudian menjebloskan Mandela ke penjara Pretoria tahun 1962. Ia baru dibebaskan 28 tahun kemudian, atau tepatnya pada 11 Februari 1990 pada masa pemerintahan Frederik Willem de Klerk.

Pembebasan Nelson Mandela membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam memperjuangkan penghapusan politik Apartheid. Pada 2 Mei 1990, untuk pertama kalinya pemerintahan Afrika Selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat undang-undang nonrasial. Pada 7 Juni 1990, Frederik Willem de Klerk menghapuskan Undang-undang Darurat Negara yang berlaku hampir pada setiap bagian negara Afrika Selatan.

Butuh waktu tak sebentar bagi Nelson Mandela untuk menegakkan kekuasaan tanpa adanya rasialisme dan menghapuskan kekuasaan Apartheid. Pada 21 Februari 1991, UU tentang Apartheid dihapuskan, dan pada tahun 1994 diadakan pemilu pertama yang menghasilkan Nelson mandela keluar sebagai pemenang yang terus berlanjut hingga 10 mei 1994. Ia dinobatkan sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika dan mendapatkan nobel Perdamaian, yang sekaligus menandai berakhirnya Politik Apartheid di negara penghasil berlian tersebut.


(Dari berbagai Sumber)

baca juga :


LihatTutupKomentar