Teori masuknya Agama Islam ke Nusantara

Teori masuknya Agama Islam di Nusantara

 

Pedagang Islam

1. Teori Gujarat

Menurut teori ini, yang didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F Suttherheim, dan B.H.M. Vlekke, Islam masuk ke Nusantara sekitar abad XIII, dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, India

Ada dua bukti yang mendukung teori ini. Pertama, batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, sultan Samudra Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India). Kedua, tulisan Marco Polo pedagang dari Venesia yang menyatakan pernah singgah di Perlak (Peureula) pada tahun 1292 dan mendapati banyak penduduknya beragama Islam serta peran pedagang India dalam penyebaran agama tersebut.


2. Teori Mekkah

Menurut teori yang didukung oleh Buya Hamka dan J.C. van Leur ini, pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara sekitar abad VII, dibawa langsung oleh para pedagang Arab. 

Buktinya adalah adanya permukiman Islam tahun 674 di Baros, pantai sebelah barat Sumatra. 

Menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini Islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi'i, mazhab besar di Mesir dan Mekkah pada masa itu, sedangkan daerah Gujarat menganut mazhab Hanafi. Selain itu, sultan-sultan Pasai menggunakan gelar al-malik, gelar yang lazim dipakai di Mesir saat itu.

Bukti lain terkait munculnya Islam sebelum abad XIII adalah makam seorang wanita di Gresik, Jawa Timur, yang tertulis atas nama Fatimah binti Maimun (berangka tahun 1082) serta temuan sejumlah makam Islam di Tralaya (wilayah Majapahit), Trowulan, Jawa Timur, yang menggunakan tahun Saka, bukan tahun Hijriah dengan angka Jawa Kuno. Diperkirakan, pada masa jayanya, banyak warga Majapahit beragama Islam. Meski demikian, tidak ada petunjuk siapa yang menyebarkan Islam di Majapahit atau di Gresik itu.


3. Teori Persia

Menurut teori yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat ini, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad XIII. 

Bukti pendukung teori ini adalah adanya upacara Tabot (upacara memperingati meninggalnya Husain bin Ali) cucu Nabi Muhammad di Bengkulu dan Sumatra Barat (Tabuik) setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura. Upacara ini juga merupakan ritual tahunan di Persia. Selain itu, ada kesamaan antara ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.


Teori manakah yang benar? Dari tafsiran terhadap ketiga pandangan itu, umumnya orang menerima bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia sejak abad VII, namun baru berkembang pesat pada abad XIII sejalan dengan semakin mundurnya kerajaan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia serta semakin ramainya pedagang-pedagang Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia.


LihatTutupKomentar