Tahapan Nebarkeun NYI SRI Kabumi disawah
Sawah adalah lahan datar yang basah yang biasa digunakan untuk menanam padi, sawah harus bisa menyangga genangan air, karena padi membutuhkan air pada periode tertentu, untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai, atau air hujan.
Di daerah Cibadak kp. Sukasari Kec. Cibeber merupakan derah pegunungan dengan iklim tropis, sawah di dearah ini umumnya bertingkat-tingkat sesuai keadaan pegunungan, tetapi untuk proses pengairannya tidak sulit, karena masih banyak hutan lindung yang bisa menghasilkan sumber mata air sebagai irigasi non teknis (susukan), selain itu juga masih banyaknya sungai permanen dan sungai hujan, yang airnya bisa digunakan untuk mengairi sawah sesuai kebutuhan.
Ada beberapa tahapan Pertanian di sawah hingga bisa dipanen
1. Membuat Patebaran
Membuat patebaran adalah proses awal sebelum menanam padi dengan cara mencangkul atau menghaluskan sebagian kecil lahan sawah yang di campuri air untuk tempat menebarkan benih padi.
Adat tradisi sebelum tebar
Sebelum tebar tiba, atau sebelum menanam padi biasanya masyarakat adat Kp. Cibadak Sukasari melakukan “Carita arek nebarkeun NYI SRI kabumi”, terutama kepada orang tua, atau yang dianggap sesepuh dalam keluarga, seperti bapak, atau kake nenek yang masih hidup, baik belahan suami atau istri yang masih hidup, gunanya agar Pertanian yang akan dilakukan diberikan kelancaran dan keberhasilan dari proses awal hingga panen, proses carita ini dilakukan dari carita ke sesepuh, sampai salametan.
2. Tebar (nebarkeun NYI SRI ka bumi)
Tebar adalah menebar benih padi ke Sebagian kecil lahan sawah yang sudah dicangkul halus. Sebelum ditebar biasanya padi direndam dulu selama satu hari satu malam kemudian setelah itu diperam selama 1- 3 hari sampai tumbuh akar padi, baru kemudian ditebarkan ke sawah yang sudah di cangkul halus. Tunggu sampai benih tumbuh dan siap ditandur kira kira 3 Minggu dari tebar untuk Padi ukuran Pendek (Pare pendek) dan sekitar 5 minggu untuk padi ukuran Panjang (Pare Panjang) baru setelah itu proses penanaman padi (tandur). Dari proses tebar ke tandur biasanya di selingi oleh ngabaladah.
3. Ngabaladah (mencangkul)
mencangkul menurut KBBI adalah menggali atau mengaduk tanah dengan cangkul.
Mencangkul juga dapat diartikan membalikan atau membolak balikan tanah dengan menggunakan cangkul supaya hancur dan menjadi lumpur , supaya akan lebih mudah untuk menancapak padi kedalamnya.
Proses ngabaladah juga dapat dilakuakn dengan menggunakan kerbau (ngagaru) atau juga dengan menggunakan mesin tractor, biasanya dengan cara ini akan lebih memudahkan para petani untuk menyelesaikan proses pertanian, biasanya kalau mencangkul manual menggunakan canggkul bisa membutuhkan waktu berhari-hari tergantung luas atau tidaknya sawah , berbeda dengan menggunakan tenaga kerbau (ngagaru, ngawaluku) atau dengan mesin tracktor proses mencangkul bisa lebih cepat dan mudah, tetapi tidak semua sawah di kawasan cibadak Sukasari Kec. Cibeber Kab. Lebak bisa dijangkau oleh mesin tractor, karena memang medan pegunungan yang berbukit lembah dan kontur tanahnya yang tidak semua bisa dilalaui tractor. Berbeda dengan mencangkul manual menggunakan cangkul dan menggunakan tenaga kerbau (ngagaru, ngawaluku) bisa dilakukan dengan berbagai medan. Makanya dengan cara ini lebih efektif digunakan.
Proses mencangkul dilakukan ketika sawah sudah dalam keadaan bersih, atau dalam istilah kampung (sudah dicaangan, dibabad) baru sawah bisa dicangkul.
4. Ngangler (menghaluskan /meratakan tanah setelah dicangkul)
Ngangler dalam istilah sunda adalah tahap dalam proses pengolahan lahan persawahan setelah sawah dicangkul kemudian dicangkul Kembali supaya tanah lebih halus dan siap untuk di tanami padi. Tahap ini dilaksanakan setelah macul, ngacaian, nyacar, mopok, ngawalajar, dan mapag galeng (memperbaiki pematang atau galengan).
5. Cabut
Cabut adalah proses pengambilan benih padi yang siap ditandur dari Sebagian kecil lahan sawah (Patebaran). Setelah dicabut biasanya dibersihkan tanah yang menempel pada akarnya setelah itu dikat bagian batangnya dan dipotong bagian pucuknya, baru kemudian disebar ke sawah-sawah yang sudah siap ditandur
6. Tandur
Tandur adalah suatu proses menanam padi di sawah dengan lahan basah atau sawah irigasi, sawah harus memiliki lahan subur dan aliran sungai yang cukup banyak.
Adat tradisi sebelum tandur
Salametan atau syukuran sebelum tandur, yang tujuannya supaya dalam proses menanam padi diberikan kelancaran, keberkahan, padi tumbuh dengan subur, diberikan hasil yang maksimal dan di jauhkan dari penyakit/hama yang mengganggu tanaman.
Adat tradisi sesudah tandur
Salametan atau syukuran sesudah tandur, biasanya dilakukan satu minggu setelah tandur, yang tujuannya syukuran setelah beresnya pekerjaan dari proses nyieun patebaran, tebar, ngabaladah, ngangler sampai tandur, supaya ada hasil melimpah yang akan didapatkan.
7. Pare Reuneuh beukah (Pare Nyiram)
Pare reuneuh beukah adalah tahapan dimana benih padi sudah mulai beukah (mekar, berbunga) pada tahapan pengairan harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhan air yang dibutuhan, dan harus persiapan dari segala hama yang akan mengganggu, seperti hewan pengganggu tanaman dan lain-lain.
Adat tradisi mapag Pare Nyiram
Adalah tradisi salametan/syukuran yang dilakukan ketika padi sudah mulai nyiram (ngidam) atau sudah mulai terlihat buahnya, atau buah sudah mulai keluar dari kelopaknya. salametan/syukuran ini dilakukan supaya padi tumbuh lebat dan berisi.
8. Dibuat (ngumpulkeun NYI SRI ti bumi)
Dibuat adalah proses memanen padi yang dilakuakn ketika padi sudah mulai menguning. di daerah Kp. Cibadak-Sukasari proses memanen padi biasa menggunakan etem, untuk Padi Panjang, dan sabit atau arit untuk Padi Pendek, biasanya prosers memanen ini yang paling ditunggu oleh para petani karena merupakan pembuktian apakah panennya berhasil atau tidak selama kurang lebih 5 bulan dari Proses tebar hingga panen. Pada tahapan ini biasanya para petani saling membantu untuk memanen demi menambah perbendaharaan Padi, apalagi ada istilah ngabaweun yaitu pembagian padi dari hasil panen. Ketika kita ikut panen di sawah orang lain pasti ngabaweun sering dilakukan, biasanya 5 kepal padi banding 1 kepal padi, jadi Ketika kita dapat 5 kepal padi, berarti bagian kita 1 kepal, kalau dapet 10 kepal 2 kepal bagian kita, begitu seterusnya. Tapi ada juga pembagian baweun sesuai kebijakan pemilik sawah.
Adat tradisi sebelum panen tiba
Adat tradisi sebelum panen tiba biasanya masyarakat adat Kp. Cibadak Sukasari melakukan Carita “arek ngumpulkeun NYI SRI tibumi”, terutama kepada orang tua, atau yang dianggap sesepuh dalam keluarga, seperti bapak-ibu kita, atau kakek-nenek, baik belahan suami atau istri yang masih hidup, gunanya agar panen yang akan dilakukan diberikan hasil yang melimpah, kelancaran dan keberhasilan dari proses awal hingga panen, proses carita ini dilakukan dari carita ke sesepuh, sampai salametan/syukuran.
Biasanya proses carita dengan membawa bahan-bahan seperti:
- Roko/bako
- Apu
- Gambir
- Buah Pinang
- Daun kaung
- Saun seureuh
- Kemenyan
- Panglay
- Tumpeng seupaheun (Uang)
9. Dilantaykeun
Dilantaykeun adalah proses akhir dari dibuat, biasanya padi yang sudah di panen digantungkan di atas bambu berjajar yang memakai tiang sesuai kebutuhan. Tujuannya adalah supaya padi cepat kering sebelum di ikat (dipocong).
Dipocong adalah proses mengikat padi yang sudah mengering setelah dilantaykeun dan pengikatannya biasanya tiga kepal padi hasil dibuat (panen) dibikin jadi satu ikat padi, jadi satu pocong sama dengan tiga kepal padi. Setelah padi dipocong baru proses ngunjal dilakukan.
10. Ngunjal
Ngunjal Adalah proses membawa padi dari lantayan ke lumbung padi (leuit). dalam ngunjal ada istilah ngerngkong, yaitu membawa padi dari lantayan ke lumbung (leuit) dengan menggunakan bambu memakai tali yang di ayun-ayun dan memiliki suara ngik ngok ngik ngok
11. Ngaleuitkeun (Ngadiukeun Nyai Sri)
Ngaleuitkeun Adalah menyimpan padi kering yang sudah dipocong kedalam lumbung. Dalam proses ngaleuitkeun biasanya tidak sembarangan ada ritual tertentu dan padi tidak sembarangan di ambil, harus nunggu 40 hari setelah proses ngaleuitkeun baru bisa di ambil, karena istilah ngaleuitkeun adalah menetapkan padi di lumbung supaya betah, bertambah dan barokah, dan dari sekian banyak padi yang di masukan kelumbung harus ada indung (induk padi). Induk padi memiliki tali tiga dalam satu pocong.
12. Nganyaran
Nganyaran adalah proses dari nutu padi sampai menjadi beras kemudian dimasak. Nutu adalah menunbuk padi dengan mengunakan halu dan lesung tidak boleh menggunakan mesin. Padi yang ditutu yaitu padi yang sengaja tidak dimasukan kelumbung padi. Dalam proses nganyaran harus menggunakan padi yang di panen tahun itu juga, karena sebelum menanam kembali harus ada proses nganyaran terlebih dahulu, padi selain di pisahkan untuk nganyaran, padi juga di pisahkan untuk proses panen selanjutnya.
Tujuan nganyaran adalah ngabukti, atau bentuk rasa syukur dari hasil panen tahun itu, sehingga semua saudara, tetangga atau orang-orang terdekat ikut merasakan dari hasil panen tahun itu.
13. Seren tahun
Adalah ungkapan syukur masyarakat adat atas suka duka yang dialami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren tahun juga dapat diartikan sebagai laporan dari hasil pertanian selama satu tahun disertai dengan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang didapat, dalam tradisi seren tahun biasanya Sebagian dari hasil panen selama satu tahun di kumpulkan di rumah kepala adat sebagai ungkapan syukur dan terima kasih dari hasil panen yang melimpah. Hasil panen yang dimaksud bukan hanya padi saja, tetapi semua hasil jenis pertanian yang ada di lingkungan adat tersebut, muali dari hasil kebun, ladang, ataupun sawah.