Manfaat Mempelajari Sejarah Menurut Nugroho Notosusanto
Nugroho Notosusanto |
1. Edukatif
Seperti kata Cicero, sejarah adalah guru kehidupan (historia magistra vitae est). Selain sebagai sumber pengetahuan, sejarah dapat mengajarkan generasi muda hal-hal yang baik dan buruk, antagonis dan protagonis, nilai kepahlawanan, dan sebagainya.
Contohnya, kita dapat mengetahui bahwa Belanda menerapkan strategi memecah belah bangsa Indonesia melalui politik adu domba (divide et impera). Contohnya adalah campur tangan Belanda dalam konflik di Kesultanan Mataram Islam. Konflik tersebut berujung pada disepakatinya Perjanjian Giyanti pada 1755 yang membuat wilayah Kesultanan Mataram Islam terpecah menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Politik divide et impera tersebut adalah salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Indonesia dapat dijajah Belanda sekian lamanya. Oleh karena itu, kita harus belajar dari peristiwa-peristiwa tersebut agar Bangsa Indonesia tetap kompak bersatu agar tidak mudah dipecah-belah bangsa asing.
2. Inspiratif
Guna inspiratif salah satunya adalah menaikkan moral generasi muda untuk terus maju. Pendidikan moral didapat terutama ketika mempelajari kejayaan bangsa Indonesia pada periode Hindu-Buddha dan Islam.
Kejayaan kerajaan-kerajaan besar Indonesia, seperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Aceh. Hal ini dapat memberikan pengetahuan kepada generasi muda bahwa sejak dahulu bangsa Indonesia adalah bangsa yang maju. Bahkan, sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mampu membangun kompleks bangunan megah yang dapat dilihat di Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.
3. Rekreatif
Mempelajari sejarah juga dapat memberikan kesenangan (rekreasi) dalam diri. Membaca kisah-kisah sejarah seakan mengajak kita bertualang melewati batas ruang dan waktu. Begitu pula dengan mengunjungi berbagai lokasi bersejarah, seperti berkunjung ke candi-candi dan museum-museum. Kita dapat menyaksikan hasil karya luar biasa dari masa lampau. Kita dapat mengetahui kehebatan masyarakat pada saat itu bergotong royong membangun candi megah tersebut.
Namun sayangnya, di Indonesia, penghargaan atau kepedulian terhadap benda benda sejarah masih kurang. Banyak benda-benda peninggalan sejarah yang tidak terawat.
4. Instruktif
Guna instruktif sejarah muncul dalam proses penyampaian suatu ilmu pengetahuan.
Contoh sejarah dari kegunaan instruktif yaitu menggunakan peristiwa sejarah sebagai bahan pengajaran bagi siswa. Misalnya: memberi tugas membuat proyek kliping sejarah masa orde baru dan membuat essay tentangnya.
Contoh lain pada saat diterapkannya sistem ekonomi liberal atau politik pintu terbuka pada 1870, telah terjadi masalah sosial dan kependudukan. Diizinkannya investor asing menanamkan modalnya berdampak pada dibukanya perkebunan-perkebunan baru di Hindia Belanda (Indonesia), salah satunya perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara. Terjadi migrasi, penduduk Pulau Jawa, orang Tionghoa, Singapura, dan Malaysia didatangkan untuk bekerja sebagai kuli di perkebunan ini. Banyak kuli yang menderita akibat sistem kerja yang tidak manusiawi. Penderitaan sebagai kuli menyebabkan banyak di antara mereka yang melarikan diri dari perkebunan, sakit, hingga meninggal.