Peran Manusia dalam Sejarah

Peran manusia dalam sejarah layaknya pemeran utama dalam drama

Ir Soekarno
Ir. Soekarno

Manusia dan sejarah adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, ada manusia, maka ada sejarah, adanya sejarah karena adanya manusia. 

Peran manusia dalam peristiwa sejarah layaknya pemeran utama dalam drama. Dengan kata lain, sejarah adalah sejarahnya manusia. 

Menurut R. Moh. Ali, sejarah meneliti dan menceritakan riwayat dan perjalanan hidup manusia. Riwayat itu dialami, diceritakan, dan dibaca oleh manusia. Oleh karena itu, manusia menjadi pencipta, pelaku, penutur, dan sekaligus sebagai sumber sejarah.

Contoh tokoh-tokoh penggerak sejarah adalah Raden Wijaya, Raden Patah, Sultan Agung, Sultan Ageng Tirtayasa, Jendral Soedirman, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Mahatma Gandhi, Adolf Hitler dan lain sebagainya.

Meskipun demikian, tidak berarti hanya "orang-orang besar" yang dapat menggerakkan sejarah. Dalam seluruh tindakan "orang-orang besar" terlibat juga "orang-orang kecil" atau "biasa". 

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. "Jenderal mungkin mengatur strategi perang, tetapi prajurit-prajuritlah yang menyerbu dan berguguran," demikian ungkapan yang menunjukkan peran orang biasa dalam gerak sejarah. Contoh peran "orang kecil" adalah peran Mendur bersaudara, Frans Sumarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur, dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI.

Dalam proses gerak sejarah, tidak dapat dimungkiri lingkungan alam ikut memengaruhi sejarah manusia, misalnya dalam bentuk keadaan iklim, kandungan sumber daya alam, serta bencana alam. 

Contohnya, di Indonesia, iklim yang tropis, tanah yang subur, serta berlimpahnya sumber air ikut membentuk corak kehidupan masyarakat, seperti mata pencarian, sistem kepercayaan, pandangan hidup, dan teknologi. Selain itu, pengaruh lingkungan alam terhadap sejarah manusia tampak dalam sistem mata pencariannya. Contohnya, masyarakat yang tinggal di daratan rendah yang subur memanfaatkan alam (tanah) untuk bertani. Adapun di daerah pesisir, masyarakatnya memanfaatkan alam (laut) untuk menangkap ikan.,

Namun, faktanya manusia dapat mengatasi dampak-dampak merusak dari perilaku alam, sebagiannya bahkan terjadi karena perilaku manusia juga. Artinya, lingkungan alam tidak menentukan gerak sejarah manusia. Lingkungan alam hanya memengaruhi sejarah manusia, tidak menggerakkan sejarah manusia. 


LihatTutupKomentar