Kerajaan Islam Nusantara
Mesjid Agung Demak |
KESULTANAN SAMUDRA PASAI
- Letaknya di Pantai Utara Sumatra (Aceh) Dekat Perlak Malaysia
- Pendiri Meurah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-saleh
- Masa kejayaan Mahmud Malik az-Zahir (memerintah tahun 1326-1345). Menurut catatan Batutah, aktivitas perdagangan di Pasai berkembang pesat. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dan banyak dikunjungi pedagang dari berbagai benua, seperti Asia (Tiongkok, India, Malaka), Afrika, dan Eropa.
- Raja Terakhir Sultan Zainal Abidin IV
Sumber Sejarah :
- Berita Marco Polo (1292) menyebutkan saat singgah di Sumatra, ia mendapati penduduk setempat di sekitar perlak beragama islam. Ia juga mengagumi kemajuan yang di capai kesultanan tersebut.
- Berita Ibnu Batutah (1304-1368), musafir asal Maroko. Pada kunjungan pertamanya pada tahun 1326, ia mengatakan komunitas pedagang di kerajaan ini sebagian besar beragama Islam. Ketika singgah kembali pada tahun 1345 (pada masa pemerintahan Al-Zahir), ia menyebut kerajaan ini sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari Tiongkok, India, dan nusantara sendiri. “Tanah hijau dengan kota pelabuhan yang besar dan indah”, demikian kutipan catatan perjalanannya yang berjudul “Tuhfat Al-Nazha”. Ia juga menyebut Samudra Pasai sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara.
- Hikayat Raja-Raja Pasai merupakan sebuah karya berbahasa Melayu yang menceritakan tentang kerajaan (kesultanan) Islam pertama di nusantara, Samudra Pasai. Menurut Dr. Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad XIV. Kisah ini meliputi masa berdirinya Samudra Pasai hingga ditaklukkan oleh Majapahit.
KESULTANAN ACEH
- Letaknya di Aceh Rayeuk (Sekarang Aceh Besar)
- Pendiri Ali Mughayat Syah
- Raja Terakhir Muhammad Daud Syah
- Masa Kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kekuasaan kerajaan Aceh meluas dari Deli sampai Semenanjung Malaya. Aceh menjadi pelabuhan perdagangan yang besar, dibentuk tata pemerintahan yang rapi, secara militer sangat kuat dan disegani, dan terjalin hubungan dengan negara-negara lain (termasuk Eropa). komuditas perdagangan cukup banyak sebab Aceh kaya rempah-rempah dan bahan tambang (lada dan timah sangat melimpah di Semenanjung Malaya). Jenis barang lainnya adalah beras, emas, perak, tekstil, porselen, dan minyak wangi.
Sumber Sejarah kitab bustanussalatin karya Nuruddin ar-Raniri tahun 1637, yang berisi tentang silsilah sultan-sultan Aeceh dan batu nisan makam Sultan Ali Mughayat. Di batu nisan ini, disebutkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 12 Zulhijah tahun 939 H atau 7 Agustus 1530