Paham-Paham Baru di Dunia

Kelahiran Paham-Paham Baru di Dunia

Kesadaran kebangsaan yang muncul di kawasan Asia Afrika pada umumnya dan Indonesia pada khususnya tidak lepas dari kemunculan paham-paham baru, seperti liberalisme, sosialisme, demokrasi, nasionalisme, dan Pan-Islamisme.

Paham Liberalisme
Patung Liberty


"Patung Liberty di Pulau Liberty, Amerika Serikat merupakan simbol kebebasan. Patung ini dihadiahkan oleh masyarakat Prancis kepada bangsa Amerika Serikat sebagai hadiah 100 tahun kemerdekaan Amerika Serikat."


1. Liberalisme

Liberalisme berasal dari bahasa latin libertas atau liberty dalam bahasa Inggris yang berarti kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.

Sebagai sebuah pergerakan, liberalisme dimulai pada masa renaisans. Pada masa itu, manusia memperjuangkan kebebasan dari kekuasaan gereja dan agama yang mengungkung. Ide kebebasan ini kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsepsi tentang negara demokratis.

Gerakan liberalisme diawali dari Perancis, kemudian menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya. Setelah melalui Perang Koalisi yang berlangsung dari 1792-1815, Napoleon, Raja Perancis berhasil menduduki hampir seluruh negara Eropa, kecuali Inggris dan Rusia.  

Meskipun di negaranya Napoleon memerintah secara diktator, di negara-negara jajahannya ia selalu menekankan perlunya pemerintahan yang liberal demokratis dan anti terhadap pemerintahan yang monarki absolut dan feodalistis. Setelah menyebar luas ke negara-negara Eropa, liberalisme menyebar ke seluruh dunia. Hal ini disebabkan semakin meluasnya hubungan antarbangsa Eropa ke Asia maupun Afrika.

Paham liberalisme banyak memengaruhi politik ekonomi yang melahirkan politik ekonomi liberal. Paham ini menekankan bahwa individu memiliki kebabasan untuk mengembangkan kekuatan dan bakatnya dalam berusaha. 

Paham ini menolak campur tangan pemerintah dan menghendaki perdagangan bebas. Liberalisme juga menyentuh bidang agama. Liberalisme agama menekankan kebebasan memeluk agama tertentu sehingga tidak boleh ada unsur paksaan dalam urusan agama. Liberalisme juga ikut memengaruhi kebebasan para sastrawan dan seniman untuk mengekspresikan buah pikiran dan isi hatinya.


2. Sosialisme

Sosialisme berasal dari kata socius yang berarti masyarakat. Sosialisme adalah sebuah paham yang bertujuan untuk membentuk kemakmuran kolektif (bersama) yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan kemakmuran dan penghapusan kemiskinan. Oleh karena itu, sosialisme menentang adanya ketimpangan sosial, baik karena sistem feodalisme maupun akibat persaingan bebas. 

Kemunculan paham ini memang merupakan reaksi dari liberalisme. Paham sosialisme muncul setelah terjadi Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri telah melahirkan ketimpangan antara kaum borjuis atau kaum kapitalis atau kaum pemilik modal dengan kaum buruh atau kaum proletar. Kaum buruh yang tertindas hidup menderita di rumah-rumah kumuh dengan upah rendah telah meningkatkan angka kriminalitas. Ini mendorong gerakan untuk memperbaiki nasib kaum buruh yang kemudian dikenal dengan Revolusi Sosial di Inggris.


3. Pan Islamisme

Pan-Islamisme adalah sebuah paham yang bertujuan menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al-Afghani (1839 1897). Paham ini sebelumnya secara tersamar pernah dikemukakan oleh At-Tahtawi (1801-1873) yaitu seorang tokoh pembaruan Islam di Mesir. 

Paham tentang perlunya penyatuan dunia Islam menjadi inti dari Pan Islamisme. Paham ini sangat berkaitan erat dengan kondisi abad ke-19, pada saat negara-negara Islam sedang mengalami kemunduran. 

Pan-Islamisme sebagai ide telah memperoleh dukungan dari hampir semua pemimpin Islam dan tokoh-tokohnya sepanjang abad ke-19 sampai ke-20. Mereka tidak menghendaki campur tangan bangsa Barat yang telah melakukan penjajahan atas negara-negara Islam. Pan-Islamisme juga telah memberikan inspirasi bagi banyak negara Islam dan gerakan nasionalisme atau gerakan kebangsaan.


4. Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sistem pemerintahan demokratis adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak rakyat untuk turut serta dalam kehidupan politik. 

Menurut paham ini, pemerintah merupakan kumpulan dari berbagai aktivitas yang dikuasai atas nama rakyat. Pengertian ini memberi arti bahwa ada pembatasan agar kekuasaan yang dimiliki pemerintah tidak disalahgunakan. Pembatasan itu diwujudkan dalam konstitusi atau undang undang dasar yang mengatur kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak warga negara.

Sistem demokrasi secara sederhana sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Pada masa itu, demokrasi diterapkan di polis (negara kota) Athena masa pemerintahan Raja Solon abad ke-6 SM. Pada abad pertengahan, paham ini berkembang dengan pesat terutama untuk melawan kekuasaan raja-raja yang umumnya berkuasa secara absolut. 

Rakyat yang pertama kali berjuang untuk menuntut hak-haknya adalah rakyat Inggris. Perjuangan ini berhasil ketika Raja John Lackland terpaksa menandatangani piagam Magna Charta atau Piagam Agung (1215). Dokumen ini kemudian menjadi tonggak sejarah perkembangan paham demokrasi. Dokumen ini berisi pengakuan serta jaminan Raja Inggris atas hak-hak bawahannya. Sampai sekarang, dokumen ini masih menjadi dasar dasar konstitusi kerajaan Inggris.

Seorang cendekiawan Inggris yang bernama John Locke (1632-1704), sangat gigih memperjuangkan paham demokrasi. Menurut John Locke, pemerintah hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat dan hak-hak politik masing masing individu.

Menurutnya, hak-hak politik mencakup hak hidup, hak atas kebebasan, dan hak milik (life, liberty, and property). Paham demokrasi juga berkembang di Amerika dan melahirkan Perang Kemerdekaan Amerika. Hasilnya, Declaration of Independent 4 Juli 1776 (Deklarasi Kemerdekaan Amerika) melandasi berdirinya negara Amerika Serikat.

Pemikiran John Locke dibukukan dalam Two Treaties on Government Buku ini telah memengaruhi pemikiran Montesquieu (1689-1755). Pemikirannya, yang lebih dikenal dengan Trias Politica, telah memberi sumbangan besar terhadap lahirnya Revolusi Perancis. Dalam Revolusi ini, rakyat berhasilkan menggulingkan kekuasaan absolut raja.

Paham ini terus mengalami perkembangan, terutama setelah Perang Dunia II. Paham demokrasi di masa ini menghendaki negara demokrasi tidak hanya mengurus kepentingan bersama, tetapi negara juga harus bertanggung jawab terhadap kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah harus aktif berusaha menaikkan taraf hidup rakyatnya.


5. Nasionalisme

Paham nasionalisme berasal dari Eropa Barat, kemudian menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-19. Kata nasionalisme berasal dari kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. 

Bangsa adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu serta memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan tujuan. Kata nasionalisme sendiri dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan atau perasaan kebangsaan, yaitu semangat cinta bangsa dan tanah air.

Menurut Hans Kohn, nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada negara dan bangsa. Pengakuan terhadap nasionalisme harus disertai dengan sikap yang tidak mengenal diskriminasi baik secara rasial, ekonomi, sosial budaya, geografis, etnis, maupun agama. Proses untuk mewujudkan pengakuan ini memang berjalan cukup lama dan tidak jarang harus melalui konflik bahkan peperangan seperti yang dialami oleh bangsa-bangsa di Asia, Afrika, maupun Eropa sendiri.


LihatTutupKomentar